Badan Eksekutif Mahasiswa Se-Jakarta atau disingkat dengan sebutan BEM Se-Jakarta Kamis, 10 November 2011 telah menggelar Diskusi Kebangsaan yang bertemakan "MENGHIDUPKAN KEMBALI NILAI KEPAHLAWANAN SEBAGAI UPAYA MENUJU CITA-CITA BANGSA DALAM PERSPEKTIF KAUM MUDA" di Museum Joeang '45 dan dihadiri oleh beberapa kampus di Jakarta seperti STMIK Jayakarta, Universitas Jayabaya, Yayasan Administrasi Indonesia (Y.A.I.), dan masih banyak yang lainnya.
Diskusi ini diselenggarakan karena Mahasiswa sekarang umum adalah bangsa indonesia masih haus akan kesejahteraan yang sesungguhnya. Namun untuk menyikapi dan sekaligus memperingati Hari Pahlawan sengaja BEM Se-Jakarta mengusung tema ini agar para Mahasiswa dan Pemuda bangsa Indonesia mengerti betul apa arti dari kata PAHLAWAN.
PAHLAWAN berasal dari kata PAHLA dan WAN, PAHLA artinya Pahala (buah kebaikan) dan WAN artinya Orang, nah jika kedua kata tersebut digabungkan adalah PAHLAWAN yang artinya orang yang melakukan suatu kebaikan. Jika PAHLAWAN NASIONAL adalah orang yang telah men-kontribusikan sesuatu untuk bangsa negara. kata Muhammad yang juga bagian dari pembicara dalam acara diskusi kebangsaan tersebut.
Sebagaimana dijelaskan oleh beliau juga bahwa seorang yang intelektual tidak harus selalu meneriakkan dan mendemonstrasi kepada subjectifitas, namun harus bisa menularkan solusi dan mendistribusikan tentang apa yang mereka dengung-dengungkan itu. Selain untuk menggembor-gemborkan tentang perubahan, harusnya seorang Mahasiswa pun harus memikirkan masa depannya setelah lulus nanti,karena sejatinya aksi atau demonstrasi bukanlah suatu mata pekerjaan, namun itu hanyalah sebuah upaya real seorang anak bangsa yang ikut serta mengkritisi segala yang ada di negaranya sendiri.
Bukan seorang yang intelektual jika mereka hanya bisa demo, namun jika ditanya solusi dan targetnya mereka hanya bengong.
Ingat bahwa Pemuda adalah tolak ukur maju atau tidaknya bangsa Indonesia, jika bangsa Indonesianya saja bodoh, apa yang harus mereka rubah?
Sekarang bukan zamannya perang fisik, namun perang pikiran, bukan lagi zaman pembantaian fisik namun pembantaian pemikiran. Jika kita inging menjadi pahlawan maka jadilah pahlawan yang sebenarnya, cerdaskan diri kita sendiri kemudia kita bisa mencerdaskan bangsa.
Rezim yang baik adalah rezim yang mendapatkan kesepakatan antara pemimpin dengan yang dipimpin.
Suatu pernyataan yang memang seperti itu adanya. Namun kita tidak boleh serta merta menghujat rezim sekarang ini bobrok, aturan-aturan yang bobrok jika kita sendiri belum mengkaji apa yang kita kritisi itu.
Pergerakan mahasiswa semacam ini perlu dan sangat harus jika memang keadaan semakin susah terkendali, namun mengkaji dan mengulas lebih dahulu adalah hal yang sangat perlu.
Nah, salah satu tujuan BEM Se-Jakarta adalah agar para Mahasiswa memahami betul apa yang akan mereka lakukan.
Sebenarnya hal yang menjadi permasalahan anak muda sekarang adalah terletak pada terhalangnya finansial untuk bisa berkiprah dalam ajang pergulatan politik seperti yang disampaikan oleh Kak Ana, beliau aktifis senior eksponen '98.
Sebenarnya memang sudah dari lama bangsa kita dijajah oleh bangsa sendiri, namun ingat, Politik adalah sebuah permainan namun kita sebagai Mahasiswa / anak muda Bangsa Indonesia harus selalu kritis akan situasi yang terjadi, berani mengatakan tidak jika memang dirasa itu tidak benar.
Nah, Pahlawan era Revormasi sebenarnya setiap orang bisa menjadi pahlawan revormasi. Pahlawan revormasi tidak harus mebrdarah-darah, kuat fisik, namun pahlawan revormasi adalah kita bisa mendistribusikan sesuatu yang kita bisa demi kemajuan Bangsa dan Negara!
NB : Mahasiswa harus bisa menerapkan pedomannya yaitu Tri Dharma Perguruan Tinggi :
1. Pendidikan Dan Pengajaran
2. Penelitian Dan Pengembangan
3. Pengabdian Terhadap Masyarakat
Post a Comment
Mohon tinggalkan komentar anda di sini!
Mohon jangan lakukan spamming!
Terima kasih atas kerja samanya!